A. PERSIAPAN PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Hasil suatu pemeriksaan
laboratorium sangat penting dalam membantu diagnosa, memantau perjalanan
penyakit serta menentukan prognosa. Karena itu perlu diketahui faktor
yang mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium.
Terdapat 3 faktor utama yang dapat mengakibatkan kesalahan hasil laboratorium yaitu :
1. Pra instrumentasi
Pada
tahap ini sangat penting diperlukan kerjasama antara petugas, pasien
dan dokter. Hal ini karena tanpa kerja sama yang baik akan
mengganggu/mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium. Yang termasuk
dalam tahapan pra instrumentasi meliputi :
a. Pemahaman instruksi dan pengisian formulir
Pada
tahap ini perlu diperhatikan benar apa yang diperintahkan oleh dokter
dan dipindahkan ke dalam formulir. Hal ini penting untuk menghindari
pengulangan pemeriksaan yang tidak penting, membantu persiapan pasien
sehingga tidak merugikan pasien dan menyakiti pasien. Pengisian formulir
dilakukan secara lengkap meliputi identitas pasien : nama,
alamat/ruangan, umur, jenis kelamin, data klinis/diagnosa, dokter
pengirim, tanggal dan kalau diperlukan pengobatan yang sedang diberikan.
Hal ini penting untuk menghindari tertukarnya hasil ataupun dapat
membantu intepretasi hasil terutama pada pasien yang mendapat pengobatan
khusus dan jangka panjang.
b. Persiapan penderita
1) Puasa
Dua
jam setelah makan sebanyak kira2 800 kalori akan mengakibatkan
peningkatan volume plasma, sebaliknya setelah berolahraga volume plasma
akan berkurang. Perubahan volume plasma akan mengakibatkan perubahan
susunan kandungan bahan dalam plasma dan jumlah sel darah.
2) Obat
Penggunaan
obat dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan hematologi misalnya : asam
folat, Fe, vitamin B12 dll. Pada pemberian kortikosteroid akan
menurunkan jumlah eosinofil, sedang adrenalin akan meningkatkan jumlah
leukosit dan trombosit. Pemberian transfusi darah akan mempengaruhi
komposisi darah sehingga menyulitkan pembacaan morfologi sediaan apus
darah tepi maupun penilaian hemostasis. Antikoagulan oral atau heparin
mempengaruhi hasil pemeriksaan hemostasis.
3) Waktu pengambilan
Umumnya
bahan pemeriksaan laboratorium diambil pada pagi hari tertutama pada
pasien rawat inap. Kadar beberapa zat terlarut dalam urin akan menjadi
lebih pekat pada pagi hari sehingga lebih mudah diperiksa bila kadarnya
rendah. Kecuali ada instruksi dan indikasi khusus atas perintah dokter.
Selain itu juga ada pemeriksaan yang tidak melihat waktu berhubung
dengan tingkat kegawatan pasien dan memerlukan penanganan segera disebut
pemeriksaan sito. Beberapa parameter hematologi seperti jumlah
eosinofil dan kadar besi serum menunjukkan variasi diurnal, hasil yang
dapat dipengaruhi oleh waktu pengambilan. Kadar besi serum lebih tinggi
pada pagi hari dan lebih rendah pada sore hari dengan selisih 40-100
ug/dl. Jumlah eosinofil akan lebih tinggi antara jam 10 pagi sampai
malam hari dan lebih rendah dari tengah malam sampai pagi.
4) Posisi pengambilan
Posisi
berbaring kemudian berdiri mengurangi volume plasma 10% demikian pula
sebaliknya. Hal lain yang penting pada persiapan penderita adalah
menenangkan dan memberitahu apa yang akan dikerjakan sebagai sopan
santun atau etika sehingga membuat penderita atau keluarganya tidak
merasa asing atau menjadi obyek.
a) Persiapan alat
Dalam
mempersiapkan alat yang akan digunakan selalu diperhatikan instruksi
dokter sehingga tidak salah persiapan dan berkesan profesional dalam
bekerja.
b) Pengambilan darah
Yang harus dipersiapkan antara lain :
- kapas alkohol 70 %, karet pembendung (torniket) semprit sekali pakai
umumnya 2.5 ml atau 5 ml, penampung kering bertutup dan berlabel.
Penampung dapat tanpa anti koagulan atau mengandung anti koagulan
tergantung pemeriksaan yang diminta oleh dokter. Kadang-kadang
diperlukan pula tabung kapiler polos atau mengandung antikoagulan.
c) Penampungan urin
Digunakan
botol penampung urin yang bermulut lebar, berlabel, kering, bersih,
bertutup rapat dapat steril (untuk biakan) atau tidak steril. Untuk urin
kumpulan dipakai botol besar kira-kira 2 liter dengan memakai pengawet
urin.
d) Penampung khusus
Biasanya diperlukan pada pemeriksaan
mikrobiologi atau pemeriksaan khusus yang lain. Yang penting diingat
adalah label harus ditulis lengkap identitas penderita seperti pada
formulir termasuk jenis pemeriksaan sehingga tidak tertukar.
c. Cara pengambilan sampel
Pada
tahap ini perhatikan ulang apa yang harus dikerjakan, lakukan
pendekatan dengan pasien atau keluarganya sebagai etika dan sopan
santun, beritahukan apa yang akan dikerjakan. Selalu tanyakan identitas
pasien sebelum bekerja sehingga tidak tertukar pasien yang akan diambil
bahan dengan pasien lain. Karena kepanikan pasien akan mempersulit
pengambilan darah karena vena akan konstriksi.
Darah dapat diambil
dari vena, arteri atau kapiler. Syarat mutlak lokasi pengambilan darah
adalah tidak ada kelainan kulit di daerah tersebut, tidak pucat dan
tidak sianosis. Lokasi pengambilan darah vena : umumnya di daerah fossa
cubiti yaitu vena cubiti atau di daerah dekat pergelangan tangan. Selain
itu salah satu yang harus diperhatikan adalah vena yang dipilih tidak
di daerah infus yang terpasang/sepihak harus kontra lateral. Darah
arteri dilakukan di daerah lipat paha (arteri femoralis) atau daerah
pergelangan tangan (arteri radialis). Untuk kapiler umumnya diambil pada
ujung jari tangan yaitu telunjuk, jari tengah atau jari manis dan anak
daun telinga. Khusus pada bayi dapat diambil pada ibu jari kaki atau
sisi lateral tumit kaki.
d. Penanganan awal sampel dan transportasi
Pada tahap ini sangat penting diperhatikan karena sering terjadi sumber kesalahan ada disini. Yang harus dilakukan :
1)
Catat dalam buku expedisi dan cocokan sampel dengan label dan formulir.
Kalau sistemnya memungkinkan dapat dilihat apakah sudah terhitung
biayanya (lunas)
2) Jangan lupa melakukan homogenisasi pada bahan yang mengandung antikoagulan
3) Segera tutup penampung yang ada sehingga tidak tumpah
4) Segera dikirim ke laboratorium karena tidak baik melakukan penundaan
5)
Perhatikan persyaratan khusus untuk bahan tertentu seperti darah arteri
untuk analisa gas darah, harus menggunakan suhu 4-8° C dalam air es
bukan es batu sehingga tidak terjadi hemolisis. Harus segera sampai ke
laboratorium dalam waktu sekitar 15-30 menit.
Perubahan akibat
tertundanya pengiriman sampel sangat mempengaruhi hasil laboratorium.
Sebagai contoh penundaan pengiriman darah akan mengakibatkan penurunan
kadar glukosa, peningkatan kadar kalium. Hal ini dapat mengakibatkan
salah pengobatan pasien. Pada urin yang ditunda akan terjadi pembusukan
akibat bakteri yang berkembang biak serta penguapan bahan terlarut
misalnya keton. Selain itu nilai pemeriksaan hematologi juga berubah
sesuai dengan waktu.
Persiapan untuk pemeriksaan diagnostik
Senin, 04 Juni 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar